DISTRIBUSI FREKUENSI
, TABULASI SILANG , dan UJI
HIPOTESIS
DISTRIBUSI FREKUENSI
Dalam sebuah distribusi frekuensi ,
satu variabel yang diperhatikan dalam satu waktu. Tujuannya adalah untuk
memperoleh sebuah hitungan jumlah tanggapan yang diasosiasikan dengan
nilai-nilai yang berbeda dari variabel tersebut . Kemunculan relatif , atau
frekuensi , dari nilai-nilai yang berbeda dari suatu variabel yang dinyatakan
dalam persentase . Sebuah distribusi frekuensi untuk sebuah variabel
menghasilkan sebuah tabel hitungan frekuensi , persentase , dan persentase
komulatif untuk seluruh nilai yang diasosiasikan dengan variabel itu . Sebuah
distribusi frekuensi membantu menentukan sejauh mana suatu item tidak direspon
. Distribusi frekuensi juga mengindikasikan sejauh mana respons-respons yang
tidak sah .
STATISTIK
YANG DIASOSIASIKAN DENGAN DISTRIBUSI FREKUENSI
Sebuah tabel frekuensi mudah dibaca
dan menyediakan informasi dasar , namun terkadang informasi ini bisa terlalu
detil dan peneliti harus merangkumnya dengan menggunakan statistik deskriptif .
Statistik tersebut adalah statistik yang paling umum digunakan berhubungan
dengan frekuensi dan ukuran lokasi ( rata-rata , mode , dan median ) ,
pengukuran variabilitas ( rentang , rentang interkuartil , simpangan baku , dan
koefisien variasi ) , dan ukuran bentuk ( skewness dan kurtosis )
PROSEDUR
UMUM UNTUK UJI HIPOTESIS
Uji hipotesis meliputi langkah-langkah berikut :
1. Formulasikan hipotesis nol Ho
dan hipootesis H1
2. Pilih sebuah teknik statistik
yang sesuai dan statistik uji yang menyertainya
3. Pilihlah tingkat signifikan ,
±
4. Tentukan ukuran sampel dan
kumpulkan data . Hitunglah nilai statistik uji .
5. Tentukan probabilitas yang
berkaitan dengan statistik uji dibawah hipotesis nol ; menggunakan distribusi
sampling statistik uji . Alternatifnya , tentukan nilai kritis yang berhubungan
dengan statistik uji yang membagi daerah penolakan dan daerah non-penolakan .
6. Bandingkan peluang yang berhubungan
dengan statistik uji dengan tingkat signifikan yang ditentukan . Alternatifnya
, tentukan apakah statistik uji jatuh pada daerah penolakan atau daerah
non-penolakan .
7. Buatlah keputusan statistik
untuk menolak atau untuk tidak menolak
hipotesis nol
8. Nyatakan keputusan statistik
dalam hal masalah riset pemasaran .
TABULASI SILANG
Sebuah teknik statistik yang
menjelaskan dua atau lebih variabel secara bersamaan dan hasil dalam tabel
mencerminkan distribusi gabungan dua atau lebih variabel yang mempunyai
kategori terbatas atau nilai yang berbeda .
Tabulasi silang digunakan secara
luas dalam riset pemasaran komersial , karena :
1. Analisis dan hasil dari
tabulasi silang mudah di interpretasikan dan mudah dipahami oleh para manajer
yang tidak mempunyai orientasi statistik .
2. Penafsiran yang jelas
memberikan kaitan yang lebih erat antara hasil riset dengan tindakan manajerial
.
3. Suatu seri tabulasi silang
bisa memberikan gambaran lebih besar mengenai sebuah fenomena rumit
dibandingkan dengan suatu analisis mutivariate tunggal .
4. Tabulasi silang dapat
mengurangi masalah yang ditimbulkan oleh angka yang jarang dalam setiap sel (
sparse cell ) , yang dapat menjadi masalah serius dalam analisis multivariat
untuk variabel diskrit
5. Analisis tabulasi silang
mudah untuk dilakukan dan menarik bagi para peneliti tidak terlalu yang canggih
.
STATISTIK
YANG DIASOSIASIKAN DENGAN TABULASI SILANG
Signifikanstatistik dari asosiasi
yang diamati umumnya diukur dengan statistik chi-square . Kekuatan asosiasi ,
atau derajat asosiasi , merupakan hal yang penting dari sudut pandang praktis
atau substantif . Secara umum , kekuatan asosiasi menjadi pembahasan hanya apabila signifikan secara statistik . Kekuatan asosiasi dapat
diukur dengan koefisien korelasi phi , koefisien kotigensi , Cramer’s V ,
koefisien lambda .
Statistik
Chi-Square ( C2 ) digunakan untuk menguji signifikan asosiasi pengamatan
dalam sebuah tabulasi silang . Statistik ini membantu kita menentukan apakah
terdapat asosiasi simetris antara dua variabel . Hipotesis nol , Ho bahwa tidak
ada asosiasi antara variabel . Pengujian dilakukan dengan menghitung frekuensi
sel yang akan diharapkan jika ada asosiasi antar variabel , dengan
mempertimbangkan total baris dan kolom . Frekuensi sel yang diinginkan ini ,
disimbolkan fe , kemudian dibandingkan dengan frekuensi pengamatan aktual , fo
, yang ditemukan dalam tabulasi silang untuk memperhitungkan statistik
chi-square . Semakin besar perbedaan antara frekuensi yang diharapkan dengan
frekuensi aktual , semakin besar nilai chi-square . asumsikan bahwa sebuah
tabulasi silang mempunyai r baris dan c kolom dan sebuah sampel acak dengan n
pengamatan . Maka frekuensi yang diharapkan untuk setiap sel dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Fe 

Dimana
:
n r = jumlah total baris
n c = jumlah total kolom
n
= jumlah ukuran sampel
Koefisien
Phi (ⱷ) digunakan sebagai sebuah
pengukur kekuatan asosiasi dalam kasus khusus tabel dengan dua kolom dan dua
baris ( tabel 2 x 2 ) . Koefisien phi proporsional terhadap akar dua statistik
chi-square . Untuk sebuah sampel dengan ukuran n , statistik ini dihitung
sebagai :
ⱷ 

Koefisien Kontigensi Sementara koefisien phi khusus digunakan untuk
tabel 2 x 2 , koefisien kontigensi C digunakan untuk mengkaji kekuatan asosiasi
dalam tabel dengan ukuran apapun . Indeks ini juga terkait dengan chi-square
sebagai berikut :
C
= 

Cramer’s
V Ukuran kekuatan hubungan yang
digunakan dalam sebuah tabel yang berukuran lebih besar dari 2 x 2 . Ketika
menghitung phi untuk sebuah tabel yang lebih besar dari 2 x 2 , koefisien ini tidak mempunyai
batas atas . Cramer’s V diperoleh dengan menyesuaikan phi untuk jumlah baris
atau jumlah kolom dalam tabel , berdasarkan mana dari keduanya yang lebih kecil
. Untuk tabel dengan r baris dan c kolom
, hubungan antara Cramer’s V dengan koefisien korelasi phi adalah :

Koefisien Lambda sebuah ukuran persentase perbaikan dalam
memperkirakan nilai variabel dependen , dengan nilai tertentu dari variabel
independen dalam analisis tabel kontigensi . Lambda juga beragam antara 0
sampai dengan 1 .
UJI HIPOTESIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERBEDAAN
Prosedur uji hipotesis dapat
diklasifikasikan secara luas menjadi parametrik dan nonparametrik berdasarkan
skala pengukuran variabel yang terlibat . Uji
Parametrik mengasumsikan bahwa variabel yang diteliti paling tidak diukur
sebagai skala interval .
Uji NonParametrik mengasumsikan
bahwa variabel-variabel yang diteliti diukur pada skala nominal atau
ordinal . Uji-uji ini dapat diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan apakah
terdapat satu , dua atau lebih sampel yang terlibat .
UJI PARAMETRIK
Uji Parametrik
memberikan inferensi untuk membuat pernyataan-pernyataan mengenai rata-rata
populasi induk . Suatu uji t biasa digunakan untuk maksud ini . Uji ini
didasarkan pada statistik t Student . Statistik t mengasumsikan bahwa
variabel terdistribusi secara normal dan rata-rata diketahui ( atau diasumsikan
diketahui ) dan varians populasi diduga dari rata-rata sampel .
Satu
Sampel dalam riset pemasaran ,
peneliti sering kali tertarik untuk membuat pernyataan mengenai sebuah variabel
tunggal dibandingkan dengan sebuah standar yang diketahui atau standar
tertentu . Contoh dari pernyataan ini
adalah : pangsa pasar untuk sebuah produk baru akan melebihi 15 persen , paling
tidak 65 persen pelanggan akan menyukai sebuah rancangan paket baru , dan 80
persen penyalur akan lebih memilih kebijakan penetapan harga yang baru . Pernyataan-pernyataan ini dapat
diterjemahkan menjadi hipotesis nol yang dapat diuji dengan menggunakan uji
satu sampel , seperti uji t atau uji z . Dalam hal uji t untuk sebuah rata-rata
tunggal , peneliti tertarik untuk menguji apakah rata-rata populasi sesuai
dengan hipotesis yang ditetapkan (Ho) .
Misalkan kita ingin menguji hipotesis bahwa rata-rata peringkat familiaritas
melebihi 4,0 , yaitu nilai netral pada sebuah skala tujuh poin . Tingkat
signifikansi ±= 0,05 dipilih . Hipotesis dapat
diformulasikan sebagai berikut :
H 0 : µ1 ≤ 4,0
H1 : µ1 > 4,0
t =


S
= 


Sx
= 1,579 /
= 1,579 / 5,385 = 0, 293

t =
( 4,724-4,0 ) / 0,279 = 0,724 / 0,279 = 2, 595
Dua Sampel Independen beberapa hipotesis dalam pemasaran menghubungkan
parameter-parameter dari dua populasi yang berbeda : misalnya , pengguna dan
bukan pengguna sebuah merek dalam hal persepsi mereka terhadap merek tersebut,
konsumen yang berpenghasilan tinggi yang menghabiskan lebih banyak untuk
hiburan daripada konsumen dengan penghasilan rendah , atau proporsi pengguna
setia merek dalam segmen I melebihi proporsi dari segmen II . Sampel-sampel
yang diambil secara acak dari populasi yang berbeda disebut Sampel-sampel
independen . Seperti halnya dalam sampel tunggal , hipotesis dapat
menghubungkan rata-rata dengan proporsi . Dalam kasus Rata-rata untuk dua
sampel yang independen , hipotesis mempunyai bentuk sebagai berikut :
H 0 : µ1
= µ2
H 0 : µ1 ≠ µ2
Sampel
Berpasangan dalam uji
hipotesis , pengamatan dipasangkan sehingga kedua himpunan pengamatan terhubung
dengan responden yang sama . Untuk menghitung t bagi sampel berpasangan ,
variabel perbedaan berpasangan , dinyatakan dengan D , diciptakan dan rata-rata
serta variansnya diperhitungkan . Derajat kebebasan adalah n -1 , dimana n
adalah jumlah pasangan .
UJI
NONPARAMETRIK
Dalam uji nonparametrik , uji satu sampel yang populer termasuk
uji kolmogorov-Smirnov , Chi-Square , dan uji binominal . Untuk dua sampel
independen nonparametrik uji-uji U Mann-Whitney , uji median , dan uji
kolmogorov – Smirnov dapat digunakan . Untuk sampel-sampel berpasangan . Uji
Wilcoxon matched-pairs signedranks dan uji tanda berguna untuk menguji
hipotesis yang terkait untuk mengukur lokasi .
0 Komentar:
Post a Comment