Keberhasilan dalam sebuah organisasi tidak terlepas dari
kemampuan sdm para individu yang bekerja di dalamnya. Baik organisasi
pemerintah maupun organisasi swasta membutuhkan sumber daya manusia yang
memiliki kinerja optimum untuk mendukung tercapainya suatu tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi. Oleh sebab itu, hal mendasar yang perlu
diperhatikan dalam rangka pencapaian misi organisasi adalah kualitas dan
kompetensi para individu yang bekerja dalam organisasi tersebut, karena jika individu
yang bekerja tidak memiliki kemampuan, keterampilan dan perilaku yang baik maka
nihil jika tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Secara garis besar, sumber daya organisasi terdiri atas
dua kelompok besar, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya non manusia.
Sumber daya manusia meliputi semua anggota organisasi yang berperan aktif dalam
menjalankan peran dan fungsi demi tercapainya tujuan organisasi secara optimal.
Sedangkan sumber daya non organisasi meliputi modal, mesin, teknologi, sumber
daya alam dan lain-lain. Kedua sumber daya ini sangat penting bagi
keberlangsungan sebuah organisasi namun sumber daya manusia memiliki faktor
dominan karena sumber daya manusialah yang menggerakkan segala sumber daya yang
lain. Akan tetapi, jika sumber daya manusia dalam suatu organisasi tidak
dikelola dengan baik dan tidak memiliki kemampuan yang baik, maka justru sumber
daya manusialah yang menjadi faktor penghambat berkembangnya suatu organisasi.
Kinerja secara umum
dapat dipahami sebagai besarnya kontribusi atau pencapaian secara keseluruhan
yang diberikan pegawai terhadap kemajuan dan perkembangan dalam organisasi
tempat dia bekerja sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab dimana pencapaian
tersebut dapat ditunjukan buktinya secara konkret, dapat diamati dan dapat
diukur. Dengan demikian diperlukan kinerja yang lebih intensif dan optimal dari
bagian organisasi baik kinerja individu maupun kinerja unit demi optimalisasi
bidang tugas yang di embannya. Kinerja dalam sebuah organisasi pemerintahan
dibangun dari masing-masing unit yang saling bekerja sama demi mencapai tujuan
orgnisasi. Kinerja unit dibentuk dari kinerja pegawai yang bekerja pada unit
kerja tersebut. Pada akhirnya, kinerja individulah yang memiliki dampak besar
terhadap kinerja organisasi.
Kinerja suatu organisasi
sangat penting karena dengan adanya kinerja (performance) maka tingkat pencapaian hasil akan terlihat, sehingga
akan dapat diketahui seberapa jauh pula tugas yang telah dipikul melalui tugas
dan wewenang yang diberikan dapat terlaksana secara nyata dan maksimal. Agar
seorang individu dapat menyelesaikan kinerja secara optimal maka dibutuhkan
kemampuan dan motivasi yang tinggi dari
seorang pegawai. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan dan pelatihan yang
diberikan kepada pegawai agar memiliki kemampuan dalam hal ini pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang baik serta motivasi yang tinggi.
LOKUS DAN MASALAH YANG
DIALAMI
Untuk mengetahui
seberapa baik kinerja seorang pegawai, maka harus dilakukan penilaian kinerja (performance appraisal) dengan
melihat output seorang pegawai dan
dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja
individu sangat berguna bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara
keseluruhan. Penilaian kinerja harus dilakukan secara periodik yang
berorientasi masa depan dan masa lampau untuk mengetahui segala kelebihan dan
kelemahan pegawai dalam bekerja dan dijadikan sebagai dasar untuk mengevaluasi
kinerja sebelumnya dan lebih meningkatkan kinerja pada waktu yang akan datang.
Saat ini, Indonesia
telah berada pada era reformasi, dimana masyarakat dengan mudahnya untuk
menyorot segala aspek kinerja
pemerintah. Era reformasi membawa masyarakat menjadi lebih bebas dalam
menyampaikan pendapat atau aspirasinya. Dari kebebasan ini sering kali
ditemukan berbagai kritikan terhadap kinerja pemerintah, baik itu kinerja
pemerintah pusat maupun kinerja pemerintah daerah. Penyampaian aspirasi
dilakukan oleh masyarakat dengan berbagai cara, baik itu secara langsung
melalui fórum resmi dan bahkan dengan cara anarkis melalui demonstrasi, maupun
secara tidak langsung melalui tulisan-tulisan atau beberapa praktik seni.
Kritikan-kritikan
tersebut tanpa terkecuali banyak yang ditujukan pada Kantor Pembangunan Sumber
Daya Air (PSDA) Watansoppeng Masyarakat banyak mengeluhkan mengenai kurang
sigapnya pelayanan yang diberikan oleh pegawai yang bekerja pada Kantor
Pembangunan Sumber Daya Air (PSDA) Watansoppeng. Keluhan ini secara tidak
langsung merupakan kritik yang ditujukan pada aparat yang memberikan pelayanan.
Kantor PSDA Watansoppeng
merupakan sebuah lembaga pemerintahan yang mengani aliran irigasi. Unit sarana yang ada di kabupaten Soppeng ini
sangat mempunyai peran dan terjun langsung kelapangan untuk mengani pengairan
sawah-sawah para petani. Untuk itu pegawai dituntut untuk meningkatkan
kerjanya, baik dalam melaksanakan tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan peraturan yang
berlaku.
Untuk menampilkan
kinerja yang optimal, seorang pegawai idealnya memiliki pengerahuan dan wawasan
yang luas kemudian dibarengi dengan tingkat pendidikan yang memadai. Selain
itu, masalah kedisiplinan merupakan pengejawantahan dari motivasi kerja juga
sepatutnya menjadi karakter kepribadian seorang aparatur pemerintahan karena maslah
disiplin sering menjadi barometer untuk mengukur prestasi kerja pegawai serta
hal ini pula selalu menjadi sorotan publik, sebab pegawai sering dianggap makan
gaji buta karena setiap bulan menerima gaji, tunjangan, dan fasilitas yang
diperoleh. Kemudian seorang pegawai juga harus mendapat kesempatan untuk
berjarya dalam tugasnya sehingga dengan kesempatan tersebut,pegawai
bersangkutan dapat mengeksplor kemampuan yang dimiliki demi kepentingan
organisasi.
Berdasarkan hasil
pengamatan sementara menunjukkan bahwa kinerja pada Kantor PSDA Watansoppeng
masih stagnan. Terbukti beberapa masalah yang terjadi di Kantor PSDA
Watansoppeng yang berkaitan dengan kinerja, penyebab terjadinya hal demikian
yakni maslah kemampuan akibat dari tingkat pendidikan, rendahnya motivasi
bekerja, dan kurangnya kesempatan serta pembagian kerja yang tidak merata
membuat kerja pegawai tidak maksimal.
Tidak dapat disangkal
bahwa pendidikan menjadi salah satu indikator dalam mengukur kinerja pegawai,
tingkat pendidikan juga akan berbanding lurus dengan kualitas aparatur
pemerintah.
Kondisi lain yang bisa
menjadi penyebab rendahnya kinerja pegawai adalah keinginan dan motivasi
pegawai untuk bekerja dengan sungguh dan meberikan kotribusi positif dalam
rangka mencapai tujuan organisasi, serta dorongan yang kuat dari dalam diri
untuk mendedikasikan kemampuannya secara total sebagai abdi negara,abdi
masyarakat dan aparatur negara,juga masih rendah. ini terlihat banyaknya
pegawai yang malas kelokasi pekerjaannya berdampak pada tidak maksimalnya
kinerja pegawai oleh karena itu berdampak kurangnya pemasokan air ke
jalur-jalur yang telah ditentukan.
Kurangnya kinerja pegawai dalam mengatur
irigasi/bendungan juga berdampak pada sawah yang bergantung pada apsokan air
pada tempat irigasi tersebut. Hal ini menyebabkan keluhan-keluhan petani yang
merasa sangat dirugikan akibat banyaknya pegawai mangkir dari tugas dan
tanggung jawabnya.
MINAT MENILITI
System reward
dan punishment dari organisasi untuk
memotivasi semangat kerja pegawai yang minim serta iklim kerja yang minim serta
iklim kerja yang kurang kondusif.
Fenomena diatas menyebutkan sikap apatis pegawai dalam
pekerjaanya dan kurannya motivasi pimpinan terhadap pegawai/ bawahannya,sifat
pimpinan yang kurang memerhatikan pegawainya berdampak pada rendahnya kinerja
pegawai yang ada dilapangan. Hal ini menyebabkan aliran air tidak proyektif dan
merugikan masyarakat sekitar yang membutuhkan pasokan air pada
bendungan/irigasi.
Dan yang terakhir adalah masalah distribusiyang tidak
merata,minimnya tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada semua pegawai,
uraian tugas yang belum jelas serta analisis jabatan dan beban kerja yang belum
diimplementasikan secara utuh menjadi
factor lain yang menyebabkan kinerja pegawai rendah.
0 Komentar:
Post a Comment