Wednesday, April 23, 2014

Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan “school based management” dan didambakan bagi produktivitas pendidikan adalah kepemimpinan yang memiliki visi (Visionary Leadership) yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi agen perubahan (agent of change) yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang profesional dan dapat membimbing personil lainnya ke arah profesionalisme kerja yang diharapkan. Pemimpin yang bervisi merupakan syarat kepimimpinan di era otonomi, dimana organisasi harus menampilkan kekuatan dan ciri khas budayanya menuju kualitas pendidikan yang diharapkan.

 Konsep Visi
Visi tercipta dari kreativitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan pengalaman    pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan pengikut/personel lain, yaitu berupa ide-ide ideal tentang citacita organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama.Lee Roy Beach (1993:50) mendefinisikan visi sebagai berikut:" Vision defines the ideal future, perhaps implying retention of the current culture and the activities, or perhaps implying change. (Visi menggambarkan masa depan yang
ideal, barangkali menyiratkan ingatan budaya yang sekarang dan aktivitas, atau
barangkali menyiratkan perubahan)Terbentuknya visi dipengaruhi oleh pengalaman hidup, pendidikan,pengalaman professional, interaksi dan komunikasi, penemuan keilmuan serta
kegiatan intelektual yang membentuk pola piker (mindset) tertentu (Gaffar,1994:56).
Visi merupakan peluru bagi kepemimpinan visioner. Visi berperan dalam menentukan masa depan organisasi apabila diimplementasikan secara komprehensif. Dengan demikian visi terbentuk dari perpaduan antara inspirasi, imajinasi insight, nilai-nilai informasi, pengetahuan dan judgement.

 Teori Kepemimpinan Visioner
Visionary Leadership muncul sebagai respon dari statement “the only thing of permanent is change” yang menuntut pemimpin memiliki kemampuan dalam menentukan arah masa depan melalui visi. Visi merupakan idealisasi pemikiran pemimpin tentang masa depan organisasi yang shared dengan stakeholders dan merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang menciptakan budaya yang maju dan antisipatif terhadap persaingan global.
Benis dan Nanus, (1997:19) mendefinisikan Visi sebagai: “Something that articulates a view of a realistic, credible, attractive future for the organization, a cobndition that is beter in some important ways than what now exists”. Secara umum dapat kita katakan bahwa visi adalah suatu gambaran mengenai masa depan yang kita inginkan bersama. Visionary Leadership didasarkan pada tuntutan perubahan zaman yang meminta dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang handal bagi pembangunan, sehingga orientasi visi diarahkan pada mewujudkan nilai comparative dan kompetitif peserta didik sebagai pusat perbaikan dan pengembangan sekolah.
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan/mensosialisasikan/ mentransformasikan dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi dimasa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil.
Agar menjadi pemimpin yang visioner, maka seseorang harus :
(a) Memahami Konsep Visi. Visi adalah idealisasi pemikiran tentang masa depan organisasi yang merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang menciptakan budaya dan perilaku organisasi yang maju dan antisipatif terhadap persaingan global sebagai tantangan zaman. “Visionary leadership” adalah visi kepemimpinan yang harus dimiliki berdasarkan
rambu-rambu tersebut di atas untuk mewujudkan sekolah yang bermutu.
(b) Memahami Karaktersitik dan Unsur Visi. Suatu visi memiliki karakteristik sebagai berikut:    (1) memperjelas arah dan tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasikan,
 (2) mencerminkan cita-cita yang tinggi dan menetapkan standar of excellence,
 (3) menumbuhkan inspirasi, semangat, kegairahan dan komitmen,
 (4) menciptakan makna bagi anggota organisasi,
 (5) merefleksikan keunikan atau keistimewaan organisasi,
 (6) menyiratkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi,
 (7) konstektual dalam arti memperhatikan secara seksama hubungan organisasi dengan lingkungan dan sejarah perkembangan organisasi yang bersangkutan.
(c) Memahami Tujuan Visi. Visi yang baik memiliki tujuan utama yaitu:
 (1) memperjelas arah umum perubahan kebijakan organisasi,
 (2) memotivasi karyawan untuk bertindak dengan arah yang benar,
(3) membantu proses mengkoordinasi tindakan-tindakan tertentu dari orang yang berbeda-beda.
 Langkah-langkah Menjadi Visionary Leadership
Visi harus disegarkan sehingga tetap sesuai dan sepadan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan. Karena itu visi dalam konteks ini merupakan atribut utama seorang pemimpin. Adalah tugas dan tanggungjawab pimpinan untuk melahirkan, memelihara, mengembangkan, menerapkan, dan menyegarkan visi agar tetap memiliki kemampuan untuk memberikan respons yang tepat dan cepat terhadap berbagai permasalahan dan tuntutan yang dihadapi organisasi. Jelaslah bahwa visi itu ternyata berproses, dapat direkayasa dan ditumbuhkembangkan.
(a) Penciptaan Visi
Visi tercipta dari hasil kreatifitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan pengalaman pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan pengikut/personil lain berupa ide-ide ideal tentang cita-cita organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama .
 (b) Perumusan Visi
Kepemimpinan visioner dalam tugas perumus visi adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personil dalam mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengelaborasi informsi, cita-cita, keinginan peribadi dipadukan dengan citacita/ gagasan personil lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi. Visi perlu dirumuskan dalam statement yang jelas dan tegas dan perumusannya harus melibatkan stakeholders dengan fase kegiatan sebagai beirkut:
(1) pembentukan dan perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan
(2) merumuskan strategi secara konsensus
(3) membulatkan sikap dan tekad sebagai total commitment untuk mewujudkan
visi ini menjadi suatu kenyataan.
(c) Transformasi Visi
Kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan
efektif sebagai upaya shared vision pada stakeholders, sehingga diperoleh sense of
belonging dan sense of ownership .
(d) Implementasi Visi
Implementasi visi merupakan Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan
menterjemahkan visi ke dalam tindakan. Visi merupakan peluru bagi kepemimpinan visioner. Visi berperan dalam menentukan masa depan organisasi apabila diimplementasikan secara komprehensif. Kepemimpinan yang bervisi
bekerja dalam empat pilar sebagaimana dikatakan Nanus (2001), yaitu: (1)
Penentu Arah, (2) Agen Perubahan, (3) Juru Bicara, (4) Pelatih dan komunikator.

      Komunikasi dalam Kepemimpinan
 Pengertian komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communis atau dalam bahasa inggrisnya common berarti sama. Apabila kita berkomunikasi berarti kita dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan dalam hal sikap dengan seseorang. Jadi pengertian komunikasi secara harfiah adalah proses menghubungi atau mengadakan perhubungan.
Dalam komunikasi diperlukan sedikitnya tiga unsur  yaitu sumber (source), berita atau pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber dapat berupa individu atau organisasi komunikasi. Berita atau pesan dapat berupa tulisan, gelombang suara atau komunikasi arus listrik, lambaian tangan, bendera berkibar, atau benda lain yang mempunyai arti. Sasaran dapat berupa seorang pendengar, penonton, pembaca, anggota dari kelompok diskusi, mahasiswa, dan lain-lain.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Struktur organisasi cenderung mempengaruhi komunikasi, dengan demikian komunikasi dari bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya.
Di dalam organisasi dikenal dengan susunan organisasi formal dan informal.  Komunikasi formal mengikuti jalur hubungan formal mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam struktur organisasi. Komunikasi informal arus informasinya sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing pribadi yang ada dalam organisasi tersebut.
Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin yang efektif pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif sehingga sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya. Dia juga harus piawai dalam melakukan komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan dengan menggunakan kata-kata, sementara komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak disampaikan dengan menggunakan kata-kata, berisi penekanan, pelengkap, bantahan, keteraturan, pengulangan, atau pengulangan informasi verbal. Komunikasi verbal yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan tutur kata yang ramah, sopan, dan lembut. Komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan konsep-konsep yang abstrak misalnya kebenaran, keadilan,etika, dan agama secara non verbal misal menggunakan bahasa tubuh.

2.      Fungsi Komunikasi kepemimpinan
Menurut weihric dan Koontz ada 6 fungsi yaitu :
·         Menetapkan dan menyebarkan tujuan organisasi
·         Mengembangkan rencana untuk mencapainya
·         Mengorganisasi SDM dari sumber-sumber lain untuk menciptakan cara yang paling efektif dan efisien
·         Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota-anggota dari organisasi
·         Mengarahkan, mengatur, memotivasi, dan menciptakan suatu iklim dimana para komunitas bersedia untuk berkontribusi
·         Mengontrol aksi/tindakan/kineria
Menurut Robbins ada 4 fungsi utama komunikasi yaitu :
·           Kendali (control/pengawasan)
·           Motivasi
·           Pengungkapan emosional
·           Informasi
3.      Hambatan-hambatan dalam komunikasi kepemimpinan
a.       Hambatan dalam proses komunikasi pada umumnya
·         Hambatan yang bersifat geografis
Proses komunikasi yang terjadi antar dua individu atau lebih akan mudah berlangsung jika kedu-duanya berada dalam tempat yang tidak berjauhan. Tetapi bila berjauhan maka aka nada kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi.
·         Hambatan yang bersifat biologis
Yaitu dikarenakan perbedaan biologis manusia contohnya panca indra, tidak semua punya panca indra lengkap/normal.
·         Hambatan yang bersifat teknis
Didapati pada alat-alat komunikasi massa yang tidak selamanya bekerja dengan normal/sempurna
·         Hambatan yang bersifat sosil-budaya
Ada pertentangan paham/ideology di antara golongan dalam masyarakat sehingga sulit dipertemukan.
b.      Hambatan komunikasi yang berhubungan dengan penugasan kerja
·         Apa yang di katakana kepada bawahan
Komunikasi biasanya akan lancer bila menyangkut kepentingan pribadi/nasib bawahan dan sebaliknya
·         Kapan hal itu dikatakan
Apabila informasi disampaikan dalam waktu yang sudah kadaluarsa maka komunikasi tidak akan berhasil baik
·         Cara mengatakan
Apabila informasi disampaikan dengan kata-kata yang baik, ramah, menaruh kepercayaan pada bawahan maka komunikasi akan berjalan dengan baik begitu pula sebaliknya.
4.      Urgensi Komunikasi Kepemimpinan
a.       Untuk mengirimkan penetapan-penetapan kebijaksanaan dan instruksi-instruksi melalui tingkatan-tingkatan
b.      Untuk mengembalikan saran-saran

c.       Untuk memberitahukan tentang tujuan-tujuan organisasi kepada bawahan secara menyeluruh .

0 Komentar:

Post a Comment